Ini Sosok Keir Starmer, Calon PM Inggris yang Bakal Gantikan Rishi Sunak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Partai Buruh berhasil mengalahkan partai konservatif yang berkuasa di dalam Pemilu Inggris. Dari hasil pemilu tersebut, Keir Starmer sebagai pemimpin partai Buruh bakal menjadi PM Inggris
Keir Starmer berpotensi menjadi pemimpin Perdana Menteri Inggris pertama dari Partai Buruh dalam hampir 20 tahun sejak Tony Blair pada 2005.
Advertisement
Keir Starmer, 61 tahun, adalah seorang liberal sosial, moderat fiskal, dan pemimpin Partai Buruh Inggris. Terpilihnya Starmer akan menempatkan Inggris dalam posisi yang berlawanan dengan Eropa, dengan adanya kekhawatiran bangkitnya kelompok sayap kanan, khususnya di Prancis.
Starmer tumbuh di pinggiran kota London yang makmur dan konservatif. Keluarganya menganut paham sosialis dan pekerja pasar. Ia dulunya bersekolah di sekolah negeri.
“Ayahnya [Rodney Starmer] adalah seorang pembuat perkakas, yang mungkin tidak dipahami orang sebagai sosok yang terampil dan pintar, karena mereka hanya melihatnya bekerja di pabrik, dan dia selalu merasa kesal karena dianggap sombong,” jelas penulis Keir Starmer: The Biography, Tom Baldwin, seperti dikutip dari NPR, Jumat (5/7/2024).
Calon dari Partai Buruh tersebut kemudian mengakui memiliki hubungan yang sulit dengan mendiang ayahnya. Starmer menuturkan bahwa mereka tidak berbicara dan tidak pernah benar-benar mengungkapkan kebanggaan atas apa yang mereka lakukan.
BACA JUGA: Muncul Kandidat PM Inggris: Rishi Sunak Terkuat
Ibunya, Josephine, adalah seorang perawat di National Health Service (NHS) Inggris, yang juga menderita penyakit kronis. Pengalaman ini membentuk pandangan Starmer terhadap pentingnya NHS.
Starmer juga bergabung dengan Young Socialist, sayap pemuda Partai Buruh pada usia 16 tahun. Ia kemudian tumbuh menjadi pengacara hak asasi manusia, memperjuangkan kasus-kasus melawan perusahaan minyak dan McDonald's.
Ia kemudian bekerja sebagai pengacara hak asasi manusia selama sekitar 20 tahun. Setelahnya, Starmer beralih haluan menjadi jaksa, dan selama lima tahun ia menjabat sebagai direktur penuntutan umum untuk Inggris dan Wales. Pada tahun 2014, Starmer menerima gelar bangsawan atas pekerjaannya di bidang peradilan pidana, menjadi Sir Keir.
Pada 2015, Starmer kemudian memenangkan kursi di Parlemen Inggris, mewakili daerah pemilihan Holborn dan St. Pancras di London utara. Seorang anggota Parlemen dari Wales, Carolyn Harris mengenang hari pertama Starmer bekerja dan menjanjikan Starmer untuk menjadi pemimpin Partai Buruh.
Harris memandang Starmer sebagai seorang pragmatis yang bersediakan melakukan apa pun untuk terpilih secara nasional. Hal ini yakni dengan menggerakan partai ke arah tengah, mengikuti kepemimpinan sayap kiri Jeremy Corbyn.
Lima tahun kemudian, Starmer dipilih oleh rekan-rekannya di Partai Buruh untuk menjadi pemimpin mereka dan menggantikan Corbyn. Kemudian, Starmer segera menskors Corbyn dari partai, menyusul tuduhan antisemitisme. Corbyn kemudian tetap berada di Parlemen sebagai seorang independen.
BACA JUGA: Kedua Kalinya dalam 5 Bulan, Perdana Menteri Inggris Tony Blair Kunjungi IKN
Jika terpilih, Partai Buruh berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan Eropa dengan mengenakkan pajak pada biaya sekolah swasta, melarang penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel pada 2030, dan mengembalikan kewenangan pemerintah.
Meski keunggulan Starmer dalam jajak pendapat mungkin kurang terkait dengan platform partainya, atau karismanya sendiri, beberapa headline di Inggris menyebutnya "membosankan." Jajak pendapat terbaru menunjukkan lebih banyak orang yang tidak menyetujui penanganannya terhadap partai.
Kolumnis Guardian, Polly Toynbee, menyebut bahwa kemenangan Partai Buruh akan lebih mencerminkan rasa muak para pemilih terhadap Partai Konservatif yang berkuasa.
Starmer kemudian dapat berusaha untuk mengelola ekspektasi. Ia menghadapi tantangan negara yang terhambat oleh langkah-langkah penghematan yang didukung Partai Konservatif selama bertahun-tahun dan kas pemerintah yang hampir kosong.
“Keir Starmer menghadapi dilema yang sangat serius. Harapan akan perubahan besar sangat tinggi. Namun, daftar kebijakannya sederhana dan hati-hati,” jelas anggota Partai Konservatif yang menduduki kursi di House of Lords, David Willetts.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Jadwal DAMRI ke Candi Borobudur, Candi Prambanan, Pantai Baron Gunungkidul dan Parangtritis Bantul, Cek di Sini
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Advertisement